Rumus matematika Tangga Konversi Pengukuran Satuan Berat Matematika



Tangga Satuan Berat - Di kehidupan kita sehari-hari, satuan berat sering sekali ditemui. Misalnya ketika kita ingin menimbang berat badan, ukuran berat badan kita tentu dinyatakan dalam satuan ukuran berat, biasanya kilogram (kg). Contoh lain dari penggunaan ukuran satuan berat adalah untuk berat benda, seperti ketika membeli gula atau beras di warung maka biasanya jumlahnya ditentukan dengan satuan berat gram atau kilogram. Akan tetapi, masih banyak satuan berat lainnya di dalam matematika. Nah, di dalam postingan rumus matematika dasar kali ini akan diberikan daftar urutan tangga satuan berat yang biasa digunkan dalam pelajaran dan perhitungan matematika.


Tangga Konversi Pengukuran Satuan Berat Matematika

1 kg

10 ons

1 kg

1000 gram

1 ons

100 gram

1 kg

10 ons

1hg

1 ons

1 kwintal

100 kg

1 kg

2 pon

1 ton

10 kuintal

1 pon

5 ons

1 kg

10 ons

1 ton

100 kg

 Berikut ini adalah beberapa contoh soal mengenai satuan berat dalam matematika

Contoh Soal 1

Pak Kumis membeli 20 kuintal tepung terigu, 10 ton tepung beras, dan 500 kg gula. Berapakah keseluruhan berat barang yang dibeli oleh pak kumis dalam ukuran kilogram?

Penyelesaian:

Ubah dulu semua satuan ke dalam bentuk kilogram.

20 kuintal = 20 x  100kg =  2000 kg

10 ton     = 10 x 1000kg = 10000 kg

Setelah itu tambahkan semuanya

2000 + 10000 + 500 = 12500 kg

Contoh Soal 2

Sebuah mobil box membawa 4 karung beras dengan berat yang berbeda. Karung pertama memiliki bobot 3,6 kuintal, karung yang kedua beratnya adalah 265 kg, karung ketiga berbobot 0,3 ton, serta karung keempat memiliki berat 2.610 ons. Maka hitunglah keseluruhan berat beras yang ada pada mobil box tersebut dalam hitungan kilogram!

Penyelesaian:

Ubah satuan yang berbeda menjadi kilogram

3,6 kuintal = 36 x 100kg = 360 kg

0,3 ton = 0,3 x 1000 kg = 300 kg

2160 ons = 2160 : 10 = 216 kg

Kemudian tambahkan semuanya

360 + 300 + 216 + 256 = 1177 kg

Sekian rangkuman materi Tangga Konversi Pengukuran Satuan Berat Matematika. Amati contoh soal dan cara penyelesaiannya agar kalian bisa memahami bagaimana cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi satuan pengukuran berat

Rumus matematika Tangga Konversi Satuan Ukuran Panjang dalam Matematika

Konversi Satuan Panjang - Karena sebelumnya telah diberikan penjelasan materi seputar Tangga Konversi Satuan Berat dalam Matematika, maka kali ini kita lanjutkan materi yang masih berhubungan yaitu tentang konversi satuan berat yang biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Sama saja seperti urutan satuan berat, tiap satuan panjang dituliskan dalam sebuah tangga yang berurutan dimana apabila kita ingin mengubah sebuah satuan menjadi satuan yang ada satu tingkat dibawahnya, kita harus mengalikannya dengan 10. Sementara jika kita ingin merubah suatu satuan panjang menjadi satuan lain yang berada satu tingkat di atasnya, maka kita harus membagi nilainya dengan 10. Tangga konversi ini dibuat agar kita lebih mudah dalam mengingat serta melakukan konversi atau perubahan nilai antara satuan pada satu tingkat dengan tingkatan yang lain. Berikut adalah gambar urutan satuan panjang dalam matematika:


Tangga Konversi Satuan Ukuran Panjang dalam Matematika

1 km

10 hm

1 km

1000 m

1 km

100000 cm

1 km

1000000 mm

1 m

100 cm

1 m

0,1 dam

1 m

0,001 km

1 m

10 dm

1 m

1000 mm

Mari kita lanjutkan dengan mengamati beberapa contoh soal mengenai materi satuan ukuran panjang berikut ini:

Contoh soal 1

Ibu anggun memiliki sebuah pohon mangga dengan tinggi 12 dm. Suatu ketika ia memotong bagian atas dari pohon tersebut sehingga tinggi dari pohon mangga itu berkurang 20 cm. Kemudian, tumbuh tunas baru yang menjadikan pohon itu bertambah tinggi sepanjang 30 mm. Maka, berapakah tinggi pohon mangga milik ibu anggun sekarang?

Penyelesaian:

Samakan dulu satuannya menjadi centimeter.

12 dm - 20 cm + 30 mm = 120 cm - 20 cm + 3 cm = 123 cm

Contoh soal 2

PT Jalan Bagus menyelesaikan sebuah proyek pengaspalan jalan sejauh 13 km. Dua ruas jalan yang sudah diaspal berturut-turut panjangnya adalah 350 dam dan 4.500 m. Maka berapa jauhkah jalan yang belum di aspal?

Penyelesaian:

Samakan dulu satuannya menjadi meter

13km - 350 dam - 4500 m = 13000 m - 3500 m - 4500 m = 5000 m

Contoh soal 3

Seorang kuli bangunan menyambung tiga buah balok kayu sepanjang 95 cm, 15 dm, dan 5 m. Maka berapa panjang dari ketiga balok kayu tersebut setelah disambung?

Penyelesaian:

Samakan satuannya menjadi centimeter.

95 cm + 15 dm + 5 m = 95 cm + 150 cm + 500 cm = 745 cm

Contoh soal 4

Gilang membeli seutas tali sepanjang 20 m. Lalu tali itu ia potong sepanjang 30 dm untuk digunakan sebagai tali jemuran. Lalu ia potong lagi tali itu sepanjang 500 cm untuk digunakan sebagai tali pengikat kambing. Maka sisa tali yang dimiliki Gilang sekarang adalah?

Penyelesaian:

Samakan satuannya menjadi centimeter

20m - 30 dm - 500 cm = 1200 cm - 300 cm - 500 cm = 400 cm

Contoh soal 5

Seorang atlit telah berlari sejauh 3 km lebih 600 m, lalu ia berlari lagi sejauh 8,5 dam. Berapakah jarak yang sudah ditempuh oleh atlit lari tersebut?

Penyelesaian:

Samakan satuan dalam bentuk meter.

3 km lebih 600 meter = 3600 meter

8,5 dam = 85 m

Maka jarak yang sudah ditempuh adalah 3600 m + 85 m = 3685 m

Bagaimana? setelah membaca materi dan contoh soal mengenai Tangga Konversi Satuan Ukuran Panjang dalam Matematika apakah kalian sudah semakin paham mengenai satuan-satuan panjang yang sering digunakan dalam perhitungan matematika? Teruslah berlatih dengan mengerjakan latihan-latihan soal lainnya yang berkaitan dengan materi ini. Semoga sukses.

Rumus matematika Cara Perkalian dan Pembagian Pecahan Matematika Kelas 5 SD

Cara Perkalian dan Pembagian Pecahan Matematika Kelas 5 SD


Bilangan pecahan di dalam matematika memiliki beragam bentuk, mulai dari pecahan biasa, pecahan campuran, sampai pecahan dalam bentuk desimal. Setelah sebelumnya dibahas operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, maka materi mengenai pecahan dilanjutkan pada postingan ini dengan membahas materi seputar operasi hitung perkalian dan pembagian untuk bilangan pecahan. Rumus matematika dasar telah membuat materi ini dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti sehingga saya sangat yakin bahwa kalian mampu memahami materi pelajaran matematika yang dibahas dengan lebih mudah. Mari kita lihat langsung materinya sebagai berikut:


Rumus Cara Menghitung Perkalian dan Pembagian Pecahan

Gambar di atas merupakan rumus perkalian dan pembagian bilangan pecahan, untuk lebih jelasnya rumus tersebut dapat dijabarkan pada pembahasan di bawah ini:

Perkalian Sesama Bilangan Pecahan Biasa

Untuk mengalikan suatu bilangan pecahan biasa dengan bilangan pecahan biasa lainnya, caranya amatlah mudah. Kalian hanya harus mengalikan pembilang dengan pembilang. Lalu mengalikan penyebut dengan penyebut. Amati contoh berikut:

2 x 5 = 2 x 5 = 10

7    3    7 x 3     21

12 x 10 = 12 x 10 = 120 = 6

 5       4      5      4      20

Perkalian Bilangan Pecahan Biasa dengan Bilangan Bulat

Untuk mengalikan pecahan biasa dengan bilangan bulat, kalian cukup mengalikan pembilang dengan bilangan bulat tersebut, Kemudian dibagi dengan penyebut. Seperti bisa dilihat pada contoh berikut:

9 x 3 = 9 x 3 = 27

4             4        4

12 x 5 = 12 x 5 = 60

18              18      18

Pembagian Bilangan Pecahan Biasa

Untuk pembagian bilangan pecahan biasa dengan bilangan pecahan biasa, caranya cukup sederhana yaitu dengan membalik pembilang dan penyebut dari salah satu bilangan pecahan biasa yang ada. Kemudian kalikan kedua bilangan pecahan tersebut. Untuk lebih mudahnya, kalian simak contoh di bawah ini:

4 : 6 = 4 x 8 = 32

3   8    3 x 6     18

7 : 3 =  x 28

9   4     9 x  3    27

Dari berbagai contoh yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa Cara Menghitung Perkalian dan Pembagian Pecahan tidaklah begitu sulit untuk dipahami. Hanya saja dibutuhkan ketelitian dalam mengalikan angka-angka yang digunakan pada bilangan pecahan tersebut.

Rumus matematika Pengertian Sifat Distributif Matematika, Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap

Pengertian Sifat Distributif Matematika, Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap


Sifat distributif di dalam matematika merupakan sebuah sifat yang berhubungan dengan operasi hitung yang berlaku pada bilangan bulat. Bilangan bulat merupakan kelompok bilangan yang terdiri dari gabungan antara bilangan cacah dan bilangan negatif (....-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...). 


Pada kesempatan ini, rumus matematika dasar akan mencoba menjabarkan konsep ataupun sifat distributif matematika secara sederhana kemudian disertakan juga beberapa contoh soal dan pembahasan sehingga kalian bisa lebih mudah dalam memahami dan mengerti penjelasan materi yang telah diberikan.

Pengertian Sifat Distributif Matematika, Contoh Soal dan Pembahasan

Pengertian sifat distributif

Berikut ini adalah pengertian sifat distributif menurut wikipedia :

“distributif adalah suatu penggabungan dengan cara mengkombinasikan bilangan dari hasil operasi terhadap elemen-elemen kombinasi tersebut.”


Secara sederhana biasanya sifat distributif disebut juga sebagai sifat penyebaran, bentuk dari sifat distributif di dalam operasi hitung matematika dapat dijabarkan sebagai berikut:

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)


atau


a × (b – c) = (a × b) – (a × c)


Ada beberapa cara yang berlaku untuk penghitungan dengan sifat distributif, perhatikan penjelasan berikut:

Menyatukan angka pengali

Contoh:

(2 x 4) + (2 x 6) = ...

Pada perhitungan di atas, angka pengali sama-sama 2 sehingga, dengan sifat distributif dapat dijabarkan menjadi seperti ini:

(2 x 4) + (2 x 6) = 2 x (4 + 6)

Menjumlahkan angka yang dikalikan

Contoh:

4 x (5 + 4) = 4 x (9) = 36

Memisahkan angka pengali

Contoh:

12 x (10 + 3) = (12 x 10) + (12 x 3)

Itulah cara-cara perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan sifat distributif matematika. Untuk memahaminya dengan lebih mudah, coba simak beberapa contoh soal berikut ini:

Contoh Soal Mengenai Sifat Distributif Matematika

Contoh soal 1

Selesaikan soal berikut ini dengan menggunakan sifat distributif.

A. 4 x (7 + 2)

B. 3 x (5 + 6)

C. 2 x (8 - 9)

Penyelesaian:

A. 4 x (7 + 2) = (4 x 7) + (4 x 2) = 28 +  8 = 36

B. 3 x (5 + 6) = (3 x 5) + (3 x 6) = 15 + 18 = 33

C. 2 x (8 - 9) = (2 x 8) - (2 x 9) = 16 - 18 = -2

Contoh soal 2

Gunakanlah sifat distributif untuk menyelesaikan soal berikut:

A. 5 x (-4 + -2)

B. -6 x (7 + -3)

C. 9 x (3 + -5)

Penyelesaian:

A. 5 x (-4 + -2) = (5 x -4) + (5 x -2) = -20 + -10 = -30

B. -6 x (7 + -3) = (-6 x 7) + (-6 x -3)= -42 + 18  = -24

C. 9 x (3 + -5)  = (9 x 3) + (9 x -5) = 27 + -45 = -18

Dengan memahami pengertian sifat distributif matematika yang sudah dijelaskan dalam artikel di atas, kalian bisa lebih mudah dalam menghitung berbagai soal dengan lebih mudah.

Rumus matematika Pengertian Macam-macam Simetri pada Bangun Datar Lengkap

Pengertian Macam-macam Simetri pada Bangun Datar Lengkap

Simetri Lipat

Secara singkat simetri lipat pada bangun datar bisa didefinisikan sebagai banyaknya lipatan pada bangun datar yang bisa membagi bangun datar tersebut sehingga setengah bagian dari bangun datar tersebut bisa menutupi setengah bagian yang lain. Garis yang dapat membagi sebuah bangun datar menjadi dua dan kongruen disebut sebagai sumbu simetri. Perlu kalian ketahui bahwasannya tidak setiap bangun datar memiliki garis yang dinamakan sebagai sumbu simetri. Ada beberapa bangun datar yang tidak memiliki sumbu simetri sama sekali. Kalian bisa melihat beberapa bangun datar yang memiliki sumbu simetri pada gambar berikut.

Pada gambar di atas garis atau sumbu simetri digambarkan dengan garis putus-putus.  Apabila kita melipat atau memotong sebuah bangun datar dengan mengikuti garis-garis simetri tersebut maka bangun datar itu akan terbagi menjadi dua bagian yang sama besar.

Simetri Putar

Sebuah bangun datar dapat dikatakan memiliki simetri putar apabila ia memiliki sebuah titik pusat dan apabila bangun datar tersebut dapat kita putar kurang dari satu putaran penuh untuk mendapatkan bayangan yang tepat seperti bangun semula. Sebagai contoh coba kalian perhatikan gambar berikut ini:


Pada gambar di atas, ada sebuah bangun datar berbentuk segitiga sama sisi. Jika kita memutar segitiga tersebut sebanyak 1/3 putaran berlawanan ara jarum jam, maka bentuknya akan tetap sama seperti semula. Kemudian jika kita memutar segitiga sama sisi tersebut sebanyak 2/3 putaran hasil bayangannya tetap sama persis dengan bangun semula. Itu artinya segitiga sama sisi memiliki 3 simetri putar.

Apabila kita memutar sebuah bangun datar dan hanya bisa mendapatkan bayangan seperti bangun semula dalam 1 putaran penuh, artinya bangun datar tersebut tidak memiliki simetri putar sama sekali. Contohnya adalah trapesium, bangun datar ini tidak memiliki simetri putar karena kita harus memutar sebanyak 1 putaran penuh untuk memperoleh bentuk bayangan trapesium seperti bentuk bangun semula.

Tidak semua bangun datar memiliki simetri putar dan simetri lipat. Beberapa bangun datar ada yang hanya memiliki simetri putar, sementara yang lain ada yang hanya memiliki simetri lipat. Kalian bisa melihat daftar simetri lipat dan simetri putar yang dimiliki oleh tiap-tiap bangun datar pada tabel berikut ini:

Nama Bangun DatarSimetri LipatSimetri PutarSumbu SimetriPersegi444Persegi Panjang222Belah Ketupat222Jajar Genjang-2-Segitiga Sama Kaki1-1Segitiga Sama Sisi333Segitiga Sembarang---Segitiga Siku-siku1-1Trapesium Sama Kaki1-1Trapesium Siku-siku---Trapesium Sembarang---Layang-layang1-1LingkaranTak hinggaTak hinggaTak hingga

Demikianlah penjelasan sederhana yang bisa disampaikan oleh Rumus Matematika Dasar seputar Pengertian dan Macam-macam Simetri pada Bangun Datar.

Rumus matematika Penjelasan Cara Mengurutkan Pecahan dengan Cepat

Penjelasan Cara Mengurutkan Pecahan dengan Cepat


Jika kalian diperintahkan untuk membandingkan dua buah pecahan, misalkan 2/4 dengan 3/8 apakah kalian dapat menentukan bilangan pecahan mana yang lebih besar? Jika kalian tidak mengetahui konsep dasar pecahan tentunya kalian akan merasa kebingungan untuk menjawabnya. Sekarang kita misalkan pecahan tersebut sebagai sebuah kue. 2/4 artinya kita membagi sebuah kue menjadi 4 dengan ukuran sama besar dan hanya mengambil 2 potong. Sementara 3/8 artinya kita memotong kue menjadi 8 potong dengan ukuran sama besar kemudian kita hanya mengambil 3 potong saja. Amati gambar di bawah ini:


Dengan melihat gambar di atas kita bisa mengetahui bahwa 2/4 itu lebih besar daripada 3/8. Sekarang mari kita pelajari lebih jauh berbagai cara mengurutkan pecahan dalam matematika. Simak materi yang telah dirangkum rumus matematika dasar berikut ini:

Cara Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut

Mengurutkan atau membandingkan pecahan antara yang besar dan yang kecil dapat diketahui dengan cara menyamakan dahulu penyebutnya. Penyebut dari pecahan yang berbeda kita samakan terlebih dahulu dengan menggunkan faktor persekutuan dari penyebut yang ada.

Misalkan kita ingin membandingkan mana yang lebih besar antara 2/5 dengan 3/7 maka kita samakan dulu penyebutnya. Kita dapat menggunakan fktor persekutuan dari 5 dan 7 yaitu 35:

2/5 = 14/35

3/7 = 15/35

Karena 15 bagian lebih besar daripada 14 bagian, maka dapat disimpulkan bahwa 3/7 > 2/5

itu adalah cara yang bisa kalian lakukan untuk membandingkan dua buah pecahan. nah, sekarang kalian harus mencoba membandingkan dan mengurutkan pecahan dengan jumlah yang lebih banyak. mari kita coba urutkan pecahan berikut:

5/2, 4/3, 7/4, 2/8, dan 11/16

Kita cari dahulu KPK dari bilangan-bilangan penyebut yang ada pada  pecahan-pecahan di atas, bilangan yang dapat dibagi dengan 2, 3, 4, 8, dan 16 adalah 48. mari kita rubah pecahan di atas menjadi:

5/2 = 120/48

4/3 = 64/48

7/4 = 84/48

2/8 = 12/48

11/16 = 33/48

barulah bisa kita urutkan dari yang terbesar:

120/48 > 84/48 > 64/48 > 33/48 > 12/48

maka urutan dari pecahan di ats dari yang terbesr menuju yang terkecil adalah 5/2, 7/4, 4/3, 11/16, 2/8

Selain dengan cara di atas, ada cara lain yang bisa kalian lakukan guna mengurutkan bilangan-bilangan pecahan yaitu dengan menyamakan pembilangnya. berikut penjelasannya.

Cara Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Pembilang

Coba kalian perhatikan gambar berikut ini:


Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa ketika ada pecahan yang memiliki pembilang sama, maka pecahan yang memiliki penyebut lebih kecil nilainya menjadi lebih besar daripada pecahan yang memiliki nilai penyebut besar. Coba kalian perhatikan urutan pecahan di bawah ini:

2/3 > 2/4 > 2/5 > 2/6 > 2/7 > 2/8 > 2/9 > 2/10

Bagaimana? Sudah mengerti?

Yuk mari kita belajar langsung cara menyelesaikan soal pecahan dengan menyamakan pembilangnya.

Misalkan kalian ingin mengurutkan pecahan 2/5, 3/4, dan 8/6 maka kita bisa menyamakan pembilangnya dengan menggunakan KPK dari 2, 3, dan 8 yaitu 24

2/5 = 24/60

3/4 = 24/32

8/6 = 24/18

Ingat, bila pembilangnya sama, maka pecahan dengan penyebut terbesar memiliki nilai yang lebih kecil. Maka kita bisa mengurutkan ketiga pecahan di atas dari yang terkecil menjadi:

24/60 < 24/32 < 24/18 atau 2/5 < 3/4 < 8/6

Bagaimana? Sangat mudah bukan? Sekarang saya jamin kalian pasti sudah bisa memahami Penjelasan Cara Mengurutkan Pecahan dengan Cepat yang telah dijabarkan di atas. Cobalah berlatih dengan mengerjakan soal-soal yang lain.

Rumus matematika Materi Refleksi atau Pencerminan pada Bangun Datar Kelas 5 SD

Materi Refleksi atau Pencerminan pada Bangun Datar Kelas 5 SD


Apakah kalian pernah bercermin? Tentu saja kalian pernah bercermin. Nah, ketika kalian bercermin, pasti kalian dapat melihat bayangan wajah atau tubuh kalian pada cermin tersebut. Namun, apabila kalian perhatikan, bayangan yan ada dicermin posisinya terbalik. Tangan kanan kalian akan tampak menjadi tangan kiri di cermin, begitupun sebaliknya tangan kiri kalian akan tampak seperti tangan kanan pada cermin tersebut. Mengapa demikian? Materi Rumus Matematika Dasar kali ini akan membahas mengenai hal tersebut.


Materi kali ini berkaitan dengan pencerminan pada bangun datar. Pencerminan atau biasa disebut refleksi pada bangun datar merupakan sebuah transformasi atau perpindahan suatu titik pada bangun datar dengan menggunakan sifat benda dan bayangannya pada sebuah cermin datar. Oleh karenanya, kalian harus paham terlebih dahulu mengenai sifat-sifat pencerminan pada bangun datar yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Sifat-Sifat Pencerminan Pada Bangun Datar

Dari gambar yang ada di atas, kita dapat menyimpulkan sifat pencerminan sebagai berikut:

Objek dan bayangan akan selalu sama


Jarak setiap titik yang ada pada objek terhadap cermin, sama persis dengan jarak setiap titik yang ada pada bayangan terhadap cermin. (s=s')


Tinggi bayangan akan sama dengan tinggi bayangannya (h=h')


Garis yang menghubungkan tiap titik pada objek dengan titik yang ada pada bayangan akan selalu tegak lurus terhadap cermin.


Sekarang coba perhatikan contoh pencerminan bangun datar berikut ini:

Dari gambar tersebut kita dapat melihat sifat-sifat pencerminan sebagai berikut:

Luas segitiga PQR = Luas Segitiga P'Q'R' karena Segitiga PQR kongruen dengan Segitiga P',Q',R'


RA = R'A, PB = P'B, dan QC = Q'C artinya, jarak titik pada setiap sudut segitiga PQR terhadap cermin sama persis dengan jaraik titik pada setiap sudut segitiga P'Q'R' terhadap cermin.


Tinggi segitiga PQR sama dengan tinggi bayangannya (segitiga P'Q'R')


Ruas garis PP', QQ', dan RR' tegak lurus terhadap garis cermin AC


Melukis Bayangan Hasil Pencerminan Suatu Bangun Datar

Sebuah bangun dengan empat sisi ABCD dicerminkan terhadap cermin c. Perhatikan gambar dibawah ini serta langkah-langkah untuk melukis bayangannya.

Tahap pencerminan:


Buatlah garis dari titik C, memotong garis c tegak lurus di P.


Ukur CP = PC'


Buat garis dari titik B memotong garis c tegak lurus di Q.


Ukur BQ = QB'


Buat garis titik A memotong c tegak lurus di R


Ukur AR = RA'


Buat garis dari titik D memotong garis c tegak lurus di S


Ukur DS = SD'

Hubungkan masing-masing titik A', B', C', dan D'. Maka akan terbentuk segi empat A'B'C'D'. Selanjutnya, dapat kita katakan bahwa segi empat ABCD simetris dengan segiempat A'B'C'D' untuk membuktikanya silahkan kalian ukur kedua segiempat di atas dengan menggunakan penggaris. Apakah ukuran tiap sisi pada segiempat ABCD sama dengan tiap sisi pada segiempat A'B'C'D'?

Cukup sekian materi mengenai Refleksi atau Pencerminan pada Bangun Datar Kelas 5 SD yang dapat disampaikan oleh Rumus Matematika Dasar. Untuk artikel selanjutnya, mungkin akan dibahas contoh-contoh soal mengenai pencerminan bangun datar.

Popular Posts